HMI FMIPA UM

Tentang Kami

Himpunan Mahasiswa Islam merupakan Organisasi Mahasiswa Islam tertua dan terbesar di Indonesia. HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 05 Februari 1947 oleh Prof. Drs. Lafran Pane. Di Universitas Negeri Malang khususnya FMIPA, HMI FMIPA UM sendiri sudah terbentuk selama 39 tahun, ditandai dengan adanya Rapat Anggota Komisariat ke-39 kemarin.

Gelar Pahlawan Nasional yang diberikan oleh negara melalui Presiden Joko widodo pada November 2017 lalu menegaskan bahwa kontribusi Lafran pane terhadap bangsa ini sangatlah besar. Berkat organisasi yang beliau dirikan ini, Indonesia telah banyak melahirkan tokoh-tokoh hebat mulai dari cendikiawan, politisi, enterpreneur, akademisi dan lain-lain.

Pendapat Mereka Tentang HMI

Melalui Himpunan Mahasiswa Islam Mahasiswa UM dapat menempa diri untuk menjadi pemimpin masa depan.

Prof. Ahmad Rofiudin Rektor Universitas Negeri Malang
Kuliah tidak hanya duduk dan mendengarkan dosen, namun juga belajar mengabdi untuk masyarakat.

Dr. Mohammad Fathur Rohman M.Si. Dosen Biologi FMIPA UM
Kuliah memang penting namun organisasi juga sangat penting, dan pelajaran itu kalian dapat di HMI.

Dr. Munzil Arif M.Si. Dosen P. IPA FMIPA UM
Kuliah mengajarkan anda untuk pintar intelektual, namun HMI mengajarkan anda mengabdi untuk masyarakat.

Dr. Ibrohim M.Si. Dosen Biologi FMIPA UM
Belajarlah mengabdi untuk masyarakat sejak dini, penerus negara ini adalah kalian, dan pelajaran itu ada di HMI.

Prof. Dr. Sutopo M.Si. Dosen Fisika FMIPA UM
Hidup bermasyarakat itu tidak mudah, dan untuk itu mulailah dari sekarang, belajarlah di HMI.

Dr. Subanji M.Si. Dosen Matematika FMIPA UM

Mengapa Harus Bergabung dengan HMI?

Akademis

Kader HMI ditempa untuk memiliki wawasan luas, dan mampu berfikir rasional, objektif, juga kritis. Selain itu, seorang kader juga harus memiliki kemampuan teoritik dalam melihat persoalan yang ada atau yang mungkin ada, serta berdiri pada keilmuannya.

Pencipta

Melihat hal-hal lain dari sekedar yang terjadi, artinya seorang kader harus melatih daya prediktif dan kreatif dalam melihat dan menyelesaikan persoalan. Dalam hal ini, kader harus senantiasa terbuka dalam berfikir, tidak boleh kaku dalam menentukan sudut pandang.

Pengabdi

Belajar mengimplementasikan ilmu yang ada pada diri seorang kader HMI dalam bentuk pengabdian konkrit. Kader harus sadar akan fungsinya sebagai pengabdi di bumi, menebar manfaat baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Bernafaskan Islam

Islam sebagai ruh perjuangan organisasi harus terus ada pada diri kader dalam mengabdikan diri untuk lingkungan sekitarnya. Ajaran-ajaran Islam harus menjadi pedoman hidup, berfikir dan bertindak.

Bertanggung Jawab

Bertanggungjawab atas keilmuannya, daya kreatifnya, pengabdiannya, nilai ke-Islamannya, untuk dapat mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, dengan niat mengharapkan ridho Allah SWT.